Langsung ke konten utama

The Red-Haired Woman



Ini adalah salah satu buku yang lahir dari rahim sastra Orhan Pamuk. Penulis Kebangsaan Turkey yang mendapatkan Hadiah Nobel Kesusastraan tahun 2006 dengan novelnya My Name Is Red. Telah memenangi Dublin Literary Award pada 2003 yang membawanya ke puncak karir kepenulisan.

Secara ringkas, Novel ini merupakan reinkarnasi dari cerita rakyat Bangsa Yunani yaitu Oedipus. Dalam novel ini penulis berhasil mengkerucutkan cerita yang berlangsung cukup lama, kurang lebih tiga puluh tahun. Benang merah carita di dalam novel ini berlandaskan cinta satu malam sepasang kekasih pada sebuah apartemen di Ongoren, Istambul, Turkey.

Pada tahun 1980-an di Besiktas, Cem lahir dari sepasang suami isteri yang sudah tidak lagi harmonis dikarenakan sang suami terlibat ke dalam politik kiri Turkey yang membuatnya terus-terusan keluar masuk penjara. ditahun-tahun pertama ibu Cem masih menaruh simpatik kepada suaminya yang keluar masuk penjara, tapi, suaminya itu memang adalah laki-laki yang tidak tahu diuntung meski sudah memiliki seorang isteri yang begitu mencintainya tidak membuatnya bersyukur, dia justru mencari kenikmatan dengan perempuan lain.

Seusai pergi dari rumah dan meniggalkan anak serta isteri dalam keadaan miskin, ayah Cem tidak pernah lagi berkomunikasi dengan keluarga mereka. Saat itulah dimana situasi tersulit dalam kehidupan mereka, Cem yang baru saja tamat SMA dan harus mengikuti bimbingan belajar guna mendapatkan tempat kuliah yang bergengsi di Turkey. Setelah apotek Hayat milik ayahnya bangkrut Cem dan ibunya pindah ke tempat saudaranya di Gebze dan Cem memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan demi mendapatkan uang sebagai penebus bimbingan belajarnya. Saat itulah Cem bekerja dengan Tuan Mahmut sebagai penggali sumur di Ongoren.

Turkey tahun-tahun itu air sama berharganya dengan emas, penduduk hanya akan mendapakan air dari pembagian, itulah yang membuat pekerjaan sebagai penggali sumur sangat dihormati dan dibutuhkan. Tuan Mahmut adalah orang yang akan diasistenkan oleh Cem, Tuan Mahmut memanggilnya "Tuan Kecil" dia menganggap Cem sebagai anaknya karena memang seperti itulah dia memperlakukan seluruh asisten yang pernah bekerja dengannya.

Sepanjang pekerjaan yang sangat melelahkan itu Cem dan Tuan Mahmut sekali sehari berjalan-jalan ke kota untuk membeli rokok dan beberapa raki. Saat-saat itulah Cem bertemu dengan si wanita berambut merah yang dilihatnya pada sebuah pintu kamar apartemen kecil di Ongnoren, singkat cerita Cem jatuh cinta dengan wanita yang lebih tua hampir setengan umurnya itu dan secepat waktu berlalu secepat nikmat bercinta yang mereka lakukan di sebuah sofa, kelak wanita bersuami itu diketahui bernama Gulcihan.

Kerjasama antara Cem dan Tuan Mahmut tidak berlangsung lama, tidak sesudah mereka menemukan air. Cem melakukan kesalahan, dia menjatuhkan ember berisi batu dan menimpa Tuan Mahmut yang masih mencari air di kedalaman 25 Meter bahkan sang pemilik lahan Hayri Bey pesimis untuk menemukan air di lahan yang akan dia jadikan pabrik tekstil itu. Cem meninggalkan Tuan Mahmut begitu saja dan berpikir bahwa dia telah membunuhnya, rasa bersalah itu telah menghantuinya selama 30 tahun.

30 tahun kemudian Cem sudah memiliki isteri yang cantik bernama Ayse tapi tidak memiliki anak, pasangan itu membuat sebuah perusahaan yaang dianggap sebagai anak yang mereka besarkan dengan kasih sayang, namanya adalah Sohrab. Setelah ayah Cem meninggal dia bertemu dengan sesorang saat pemakaman yang katanya sangat mengenalnya, dari cerita yang dipaparkan pria itu dia menemukan bahwa wanita berambut merah adalah kekasih ayahnya yang dulu sangat dicintainya. Artinya Cem dan ayahnya telah bercinta dengan wanita yang sama.

Setelah sudah tidak mungkin lagi untuk Cem mendapatkan anak dari Ayse anaknya justru datang dari rahim lain yang telah disetubuhinya ketika dulu berumur 16 tahun, dialah Henver anak dari Gulcihan si wanita berambut merah. Tidak terlihat dia mirip dengan suami Gucihan yang bernama Turgay, ciri-cirinya menyerupai Cem.

Setelah iklan properti yang diperankan oleh Cem dan isterinya Ayse diketahui banyak orang di Istambul, saat itulah Henver memberanikan diri untuk bertemu ayah biologisnya dan tidak sengaja membuhuhnya di sumur yang dulu dibuat oleh Cem dan Tuan Mahmut yang ternyata berhasil diselamatkan oleh wanita berambut merah.

Begitulah penggalan cerita yang bisa saya paparkan dalam tulisan kali ini, ada beberapa bagian di dalam buku ini yang akan membawa kita seakan berada dalam situasi yang disebut dengan paradox. Disanalah sisi menarik dalam sajian tulisan ini kita akan membaca buku di dalam sebuah buku yang juga ditulis oleh penulis buku tersebut, jadi silakan baca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Set A Watchman

“Go Set A Watchman” adalah buku yang sangat menarik bagi kita yang ingin tahu tentang isu diskriminasi ras di Amerika sejak tahun 1950-an, dalam buku ini Harper Lee sang penulis berhasil memberikan penekanan kepada Jean Louis sebagai karakter utama. Saya sangat takjub ketika membuka halaman pertama, kita tahu Harper Lee adalah seorang pemenang Pulitzer dengan buku fenomenalnya “To Kill A Mockingbird” yang mengguncang sastra dunia. Setiap halaman demi halaman di dalam buku ini ditulis dengan sastra klasik khas Amerika lengkap dengan puisi-puisi kenamaan Arthur William, William Schwenck Gilbert dan serpihan tulisan Lady Croline Lamb.   Dia membuat premis yang nyaris sempurna kepada seluruh tokoh yang membuat pembaca mendapatkan makna-makna tersendiri dari seluruh karakter yang ada. Meskipun lebih dari sepuluh karakter terdapat dalam buku ini penulis tetap menjadikan Jean Louis sebagai inti cerita dengan tidak meninggalkan detail penokohan yang lain. Ayah Jean Louis, Att

Menikmati Ketidakpastian (Bagian Satu)

Ada beberapa kisah menaik yang ada dalam pikiran saya beberapa waktu belakangan. Beberapa waktu yang lalu ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di kota besar serupa “Neraka” ini ada seorang laki-laki yang menurut saya adalah akan menjadi orang yang akan selalu saya percayai, bukan perempuan karena mungkin bebrapa tahun ini saya belum akan memulai kisah beru dengan perempuan karena da sesuatu hal yang membuat saya merasa kurang beruntung dengannya. Untuk mencapai sesuatu dan mempercayainya butuh waktu yang tidak sedikit, butuh waktu rata-rata tujuh tahun begi seseorang bisa menguasai bidang yang ia sukai, di dalam tujuh tahun itu terdapat kesenangan, kebosanan, konsisten, putus asa dan merasa gagal. Begitu juga untuk mengenal manusia, sampai sekarang saya hanya punya dua orang sahabat saja yang sangat dipercayakan bukan karena sombong because something but, this is about self , saya tidak tahu tapi entah mengapa saya sangat susah dekat dengan orang dan hal tersebut sudah saya

Kiri Itu Seksi

Kiri Itu Seksi 10 November lalu, bertepatan dengan hari pahlawan tirto.id mengeluarkan sebuah artikel yang berjudul “Tokoh PKI dan Orang Kiri yang Jadi Pahlawan Nasional” kedua tokoh tersebut adalah Tan Malaka dan Alimin. Siapa yang tak kenal Tan Malaka, pendiri partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) itu adalah seorang pemuda minang yang sangat dihormati oleh Ir Soekarno, sejarah pernah mencatat bahwa Soekarno mengatakan. “Apa bila bukan saya maka Tan yang jadi presiden,” tutur pria beristri sembilan tersebut membuktikan bahwa pemikiran Tan punya pengaruh kuat untuk memerdekakan Indonesia, tapi semua adidaya pemikiran seorang Tan tersebut seakan tak berguna di mata masyarakat sekarang hanya karanya beliau adalah seorang komunis.  Ya.. “KOMUNIS”  kata tersebut sengaja saya besarkan karena apabila mendengar kata itu masyarakat Indonesia sekarang berpikir itu adalah paham keras, radikal atau sebagainya, tanpa tau atas dasar apa mereka berpikir seperti itu, padahal menurut say