“Go Set A Watchman”
adalah buku yang sangat menarik bagi kita yang ingin tahu tentang isu diskriminasi
ras di Amerika sejak tahun 1950-an, dalam buku ini Harper Lee sang penulis
berhasil memberikan penekanan kepada Jean Louis sebagai karakter utama. Saya
sangat takjub ketika membuka halaman pertama, kita tahu Harper Lee adalah seorang
pemenang Pulitzer dengan buku fenomenalnya “To Kill A Mockingbird” yang mengguncang
sastra dunia. Setiap halaman demi halaman di dalam buku ini ditulis dengan
sastra klasik khas Amerika lengkap dengan puisi-puisi kenamaan Arthur William,
William Schwenck Gilbert dan serpihan tulisan Lady Croline Lamb.
Dia membuat premis yang nyaris
sempurna kepada seluruh tokoh yang membuat pembaca mendapatkan makna-makna tersendiri
dari seluruh karakter yang ada. Meskipun lebih dari sepuluh karakter terdapat
dalam buku ini penulis tetap menjadikan Jean Louis sebagai inti cerita dengan
tidak meninggalkan detail penokohan yang lain.
Ayah Jean Louis, Atticus Finch
adalah seorang pengacara dia terkenal sebagai kulit putih yang sangat baik, selama
hidupnya ia tidak pernah melakukan hal jahat sekalipun kepada kulit hitam atau
Negro. Lokasi cerita dalam buku ini bertempat di Maycomb, Alabama yang mana
pada 1950-an sepertiga penduduk wilayah tersebut adalah Negro yang kotor dan
miskin, saya menangkap beberapa nilai Human Right dalam buku ini dari
seorang Atticuss Finch, meskipun dia seorang kulit putih dia tetap memperkerjakan
seorang kulit hitam di rumahnya yaitu
Calpuriana selain Alexandra (bibi Jean Louis), seorang kulit hitam miskin yang
mengasuh Jean Louis dan Jem (kakak Louis) setelah ibu mereka maninggal ketika Scout
(nama kecil Jean Louis) masih berumur dua bulan. Bahkan ketika cucu Calpuriana,
Zeboo mengalami kecelakaan Atticus tidak tinggal diam dia bersedia untuk membantu
Zeboo di persidangan meski sudah jelas-jelas Zeboo menabrak seorang kulit putih ketika
ia mabuk dengan mobilnya. Atticus memiliki alasan ketika mengambil kasus itu
agar tidak jatuh ke tangan yang salah karena perdebatan antara kulit hitam dan
putih sangat sensitif dan dia tidak menginginkan itu.
Di akhir cerita buku ini
penulis memberikan kejutan lagi kepada pembaca, Jean Louis yang dulunya adalah
seorang anak kecil yang polos menjadi wanita cerdas dan mengkritik setiap apa
yang telah dilakukan Atticus, dia menganggap ayahnya adalah sorang munafik. Bukan
tanpa alasan, pada sebuah sidang yang ia hadiri Jean Louis melihat ayah dan
kekasihnya (Hank) membela Negro pada posisi yang sama namun dia tidak melihat
ayahnya menyelesaikan sebuah kasus itu dengan tuntas, dengan kata lain Jean Louis
memandang masih ada jiwa rasisme dalam diri ayahnya itu, dalam satu percakapan “Selama
ini kau memang melakukan hal yang baik, tapi kau seakan mengatakan --“Aku hanya
membelamu sampai di sini saja karena kau tidak pantas menerima semuanya”--”
dia menganggap ayahnya seorang yang bermuka dua di lain hal dia terlihat baik
namun pada sisi yang lain masih menganggap Negro sebagai ras yang rendah dengan
cara yang teramat halusnya. Hal itulah yang membuat ia berang kepada ayahnya lalu
memutuskan untuk kembali ke New York, di tengah kemarahan itu Jack Finch (Paman
Jean Louis) datang dan memberikan pemahaman tentang apa yang terjadi, Jean Louis
mengurungkan niatnya untuk pergi ke NY untuk kembali menemui ayahnya.
Begitulah sedikit penggalan
cerita yang bisa saya tuliskan tentang buku ini, penulis berhasil membuat
pembacanya memberikan penilaian tersendiri. Selain dengan kemampuan sastra yang
luar bisa dari seorang Harper Lee dia juga mengemukakan data-data sejarah dari
sumber yang jelas dan rapi.
Komentar